Makan Enak di 3 Kota di Jawa Tengah

After had been sick for almost 2 weeks and stayed at home a lot of the time, I  really need a short gateway because the most beautiful things in life to be enjoy are not just things. They are people and places, memories and pictures. They are feelings and moments and smiles and laughter and a happy tummy!

So here we go on the road again. With Ika and her sister, we enjoyed our food exploring in Magelang, Wonosobo and Yogyakarta for 4 days. Here's my story...

Life is about good friends and great adventure 

MAGELANG
Magelang is  surrounded by mountains and hills such as mount Sindoro, mount Sumbing, mount Telemoyo, mount Merbabu, mount Merapi, mount Andong and Menore hills and Tidar hills mount Tidar that located in the heart of the town. 

As the smallest city governed by a mayor, Magelang lies in Central Java Province and it is merely 17 kms from the great Borobudur Temple. Even though most people recognize that Borobudur temple is located in Yogyakarta, but it actually located in Magelang. There are some potential destination that also interesting to be found out in Magelang. Beside Borobudur, Magelang also has Mendut temple etc.

Morning view of mount Sumbing from veranda

But as I mentioned above, the purpose of my trip was to experience the local food. There is no better way to discover a place and its people than via food. Let's face it, traveling just isn't as fun without good food. Learning about a cuisine is as vital to experiencing a new culture as the act of traveling itself. When I was in a new place, I always asked - what do the locals eat?  

It can be drastically different than anything I would typically eat at home. Trying new local foods is one of the most fantastic parts of traveling! So, get out there and learn what I can about how the locals live and eat and show them I care about the preservation of their cultural and culinary history.

Don't you agree with me?


  • Kupat Tahu Pojok
Kupat Tahu is tofu and rice cake with sticky peanut butter sauce. Located in Tentara Pelajar street, its one way street, so make sure you don't missed the warung that establish since 1942.


Kata orang, warung kupat tahu Pojok adalah tempat makan yang sering dikunjungi oleh pak SBY setiap kali beliau berada dikota ini. Saya tentu saja penasaran dengan rasa kupat tahu kesukaan mantan orang no 1 dinegeri ini. Dijalan Tentara Pelajar kayaknya ada beberapa penjual kupat tahu tapi memang yang paling ramai cuma kupat tahu Pojok (depan bank permata hahaha... penting ini buat saya sebagai nasabah bank itu),

Saya suka suasana rumah makannya. Foto-foto yang terpajang didinding menunjukan siapa saja yang sudah makan disini. Saat kami datang, tidak terlalu banyak yang makan syukurlah karena perut sudah keroncongan minta diisi setelah semalam tidak makan. Tercium wangi bumbu kacang bercampur toege hmm.... 

Suapan pertama, oooh lord, its so damn good!
Rasa manis dan kelembutan tahu yang oooh entah gimana menjelaskannya....super endang dah.Percaya tidak kalau saya makannya sambil merem untuk lebih menikmati sensasi rasanya, bener gk pakai bohong. Tidak percaya? coba sendiri deh...



Menemani kupat tahu, saya pesan es cendol. Jadi keinget es cendol yang terakhir diminum di resto Indonesia di Brisbane sono. Ahhhh sudah mahal kagak enak pula, memang paling enak makan dikampung sendiri yah. Rasa, suasana dan pas banget dikantong hahahaha...

  • Senerek Bu Atmo
what a carrot!

That morning before off to other tourist destination near Kopeng, we decided to stop at the warung makan to have a healthy and delicious breakfast for our empty stomach. Senerek. 

What is it?

Senerek or Red Bean Stew or Breneboun. The word Senerek originally comes from Dutch word snert which means peas but Magelang people change snert into senerek and instead of peas, they using kidney bean. The ingredients such as kidney beans, carrot, slice of chicken,  potatoes, spinach and chives. 



Mbak Rini and her son took us to Warung Senerek Bu Atmo. It will be an unforgettable moment for me to tast the delicious Senerk Bu Atmo, which has been establishing since 1967. The warung is located in jalan Mangkubumi, in the area of Jendralan.

Warung bu Atmo menyediakan dua jenis Senerek, ayam dan sapi dan saya pesan Senerek ayam setengah porsi. Awalnya agak kaget juga dengan rasa sup yang manis karena tidak terbiasa. Tapi suapan kedua hmmm semakin enak terus suapan berikutnya sampai piringku bersih! hihihihi.... tandas abis, Enasi buanget.!  Menemani Senerek, ada beberapa pilihan gorengan juga tahu dan tempe bacem. Ah... nikmatnya makanku.

Gorengan kesukaanku


Ada getuk Lindri juga disini!

Saking enaknya, sebelum kembali ke Jakarta kami makan lagi disini,,, Kalau kedatangan saya pertama beberapa hari sebelumnya untuk sarapan, yang kedua ini pas makan siang. Astaga banyak sekali orang, kita sampai ngantri untuk dapat tempat duduk. Demi sepiring sop Senerek, saya rela menunggu hingga akhirnya dapat juga tempat duduk. Sesuap demi sesuap manisnya sop saya resapi, dengan janji suatu saat akan kembali kesini. Pasti!

  • Mendut 
Mbak Enny, seorang teman dari ISB yang sekarang sudah tinggal di Sydney mengajak saya mampir kerumah ibunya. Ibu Soedigdo sudah sepuh tapi masih sehat, energik dan cantik. Rumah ibu bagus banget, bergaya Belanda jaman dulu dengan halaman yang cukup luas ditumbuhi pohon buah dan bunga. View dari Berandanya adalah gunung Sumbing. berbeda dengan rumah tempat saya menginap, disini view nya lebih indah.

 Rumah Ibu dibawah sana, saya memotretnya dari halaman Musium Jnd. Sudirman

Dipagi terakhir saya di Mageang itu saya sarapan dirumah ibu dan disuguhi jajanan pasar Mendut. Mendut adalah makanan khas Jawa Tengah yang sangat digemari, Rasanya yang gurih dan nikmat merupakn daya tarik tersendiri bagi para penikmat makanan jajanan tradisional. Mendut dibuat dari bahan tepung ketan yang didalamnya diberi parutan kelapa dicampur gula aren atau gula jawa dan dibungkus daun psang muda berbentuk seperti prosma segi empat yang cukup cantik dan menarik. Kue yang satu ini biasanya digunakan dalam upacara adat seperti kenduri, selamatan dan beberapa event lainnya.

Setelah gigitan pertama yang sebelumnya sempat tidak yakin... saya langsung suka!! Nambah dan nambah lagi hahahha... Makanya saya seneng banget waktu disuruh bawa pulang semua mendut itu.


Daag ibu...

Terima kasih Ibu Soedigdo untuk makanannya yang enak, untuk cerita ibu yang seru dan untuk pelukan ibu yang hangat. Jaga kesehatan yah bu, saya akan kembali. Mbak Enny you have a wonderful mum!

  • Kripik Singkong
Sudah pernah ke pabrik Kripik Singkong? 
Nah kesini deh dan cobain rasa singkong nya, kering seperti dipanggang, dan rasanya enak gurih. Pabriknya sendiri terletak di Kwarasan.


Waktu kami datang siang itu pabriknya tertutup karena jam istirahat dan kita disuruh balik lagi. Akhirnya kita pergi ke tempat pabrik Bagelan. Tidak lama kita ditempat itu saya hanya beli 1 plastik bagelan dan menemukan coklat Monggo yang kemarin tidak sempat beli di Jogya. Saya beru tahu kalau kita beli di pabrk asalnya ternyata harganya lebih mahal dibanding beli ditoko. Namun menawarkan variasi rasa yang lebih banyak, Hm begitu toh..

Kurang lebih 30 menit di pabrik bagelan kita kembali ke pabrik kripik. Ternyata sudah dibuka dan para pekerja sedang mengupas singkong yang ukuran besar banget, giant cassava hehehe.... Saya rekomen kripik singkong ini untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Kalian tidak akan menemukan rasa seenak ini. Percaya saya!

Pengorengannya segede itu tuh

5 kilo kripik siap dibawa pulang 


WONOSOBO
Wonosobo adalah kota kecil yang terletak didaerah yang tinggi sehingga udaranya sejuk. Jaraknya sekitar sejam dari Magelang. Sebelum sampai dikota Wonosobo, kita bisa berhenti di Keldung Rest Area, menariknya disini kita berada ditengah dua gunung.  Jika kita melihat kesebalah kiri ada gunung Sumbing dan disebalah kanan ada gunung Sindoro. 

Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro 


  • Mie Ongklok Ibu Umi
Belum ke Wonosobo kalalu belum nyoba mie Ongklok. Siang itu kami datang ke warung Mie Ongklok dan Sate Ibu Umi yang terletak dijalan Mesjid no 11, tetanggaan dengan mesjid Kauman. Warungnya dipojokan, kecil aja dan hari itu cuma kami sendiri yang makan disitu. Entahlah mungkin karena sudah lewat waktu makan siang.  Konon katanya, ini adalah mie Ongklok terenak di Wonosobo. 

Mie Ongklok adalah mie kuning yang direbus bersama dengan potongan kol, daun kucai, butiran ebi serta diberi kuah kental yang manis yang disebut jenang. Penasaran saya kenapa dinamakan mie Ongklok. Awalnya saya pikir berasal dari nama orang cina pembuat asal mie ini. Ternyata saya salah! Dari informasi yang saya dapat secara online, disebut ongklok karena mie itu direbus dengan keranjang kecil yang dibuat dari anyaman bambu dan diongklong-ongklok. 



Porsi mie ongklok bu Umi tidak terlalu besar, dan buat saya kurang nendang hahaha... Selain itu kuah kental nya terasa sangat manis dimulut.  Mie Ongklok biasanya disajikan dengan sate sapi yang rasanya juga manis dan tempe Kemul. Tempe kemul ini enak banget loh, keriuk-keriuk gimana gitu hahaha....  Enak lah dibandingkan dengan mie ongkloknya saya lebih suka dengan tempe kemul dan sate sapinya. 

Tempe Kemul yang keriuk enak



YOGYAKARTA
Yeahhh Jogya!
Perjalanan berikutnya adalah ke Jogya yang jarak nya dari Magelang tempat saya menginap sejam perjalanan dengan mobil. Siapa sih yang tidak kenal Jogya, yang dulu tahun 1946 pernah menjadi ibu kota negara RI. Saat itu keadaan ibukota negara di Jakarta sedang tidak aman maka Sultan HB IX menyarankan untuk memindahkan ibukota ke Jogya dan Bung Karno pun menyetujui. Cerita selanjutnya bisa liat di Wikipedia yah. 

  • Gudeg Wijilan Bu Widodo
Mendengar nama Jogya dalam pikiran pasti ada Malioboro, bakpia dan gudeg. Bener bukan?  Gudeg adalah identitas masyarakat Jogya dan kuliner wajib wisatawan yang datang ke kota ini.  Sengaja dari Magelang kami tidak sarapan karena mau sarapan dengan gudeg. Dengan perut keroncongan dibawalah saya ke jalan Wijilan. Disepanjang jalan ini berjejer rumah makan gudeg tinggal pilih, ada gudeg Yu Djum, gudeg Bu Lies dan gudeg Bu Slamet. 


Dari cerita mbak Rini, saya mengetahui bahwa ada dua macam gudeg, basah dan kering. Gudeg yang saya makan saat tiba di Magelang adalah gudeg basah. Sementara gudeg yang dijual di jalan Wijilan adalah gudeg kering. Sepiring nasi gudeg disajikan diatas piring rotan beralaskan daun pisang. Gudeg, telur pindang dan sambal goreng krecek adalah sarapan pagi saya sebelum mulai mengubek-ubek Jogya hari itu.

  • Bakmi Jawa Pak Pele
Bakmi Jawa Pak Pele terletak didepan sekolah SD Keputran, alun-alun utara Keraton Jogya. Warung tenda ini buka dari menjelang magrib hingga larut malam tapi jangan datang malam kalau tidak mau kehabisan hehehe... Menu yang ditawarkan ada bakmi goreng, bakmi godok, bakmi nyemek, nasi goreng dan magelangan. Belum pernah dengar sama bakmi nyemek dan magelangan. Saya browsing dan menemukan ternyata bakmi nyemek seperti mie godok cuma kuahnya lebih sedikit, sementara magelangan adalah nasi goreng yang dicampur mie. 



All the dishes here prepared using anglo (charcoal stove)
 which is probably the reason why they take so long to cook

Kalau di Jakarta, penjual makanan tenda pasti menggunakan kompor gas. Di warung Pak Pele berbeda karena dimasak masih menggunakan anglo yang jumlahnya cuma sedikit. Jadi... harus sabar menunggu. Kebayangkan sudah lapar, pembeli banyak dan musti nunggu antrian yang lama..... hingga makanan siap tersaji didepan kita. Saranku kalau kesini jangan dalam keadaan lapar berat hahaha.... 


Mie dimasak bersama dengan potongan daging ayam kampung, kol dan telur bebek sehingga rasanya menjadi gurih. Setelah menunggu lumayan lama, pesanan pun datang. Waiting too long and the size of the portion was just too small for my liking.


Perjalanan saya selama 4 hari ditiga kota di Jawa Tengah sungguh menyenangkan untuk perut dan mata. Saya membawa pulang semua itu dalam ingatan dan berjanji suatu saat bersama dia saya akan kembali mengunjungi kota-kota ini. Mencoba makanan yang belum sempat saya coba pada perjalanan kali ini. Kuliner Indonesia memang tiada duanya!


-------
Note
Anakku pasti marah kalau tau saya menulis dengan bahasa yang campur seperti gini :( 

Comments

Popular Posts