Footscray Market: Little Saigon Market


Saya selalu merasa diri saya ini seperti lady market. Bukan karena saya hobi belanja, tapi karena ada sesuatu yang membuat hati saya tenang saat berada di tengah riuhnya pasar. Suara-suara tawar-menawar, aroma rempah, dan warna-warni sayuran terasa seperti panggung kehidupan yang hidup dan jujur. Saya senang mengunjungi pasar bukan untuk membawa pulang belanjaan, tapi untuk membawa pulang cerita melalui kamera saya.

Kecintaan saya pada pasar bermula dari sebuah tugas photography. Guru saya, Mbak Rayni, seorang fotografer perjalanan asal Indonesia yang sering memenangkan penghargaan internasional, meminta saya untuk memotret kehidupan di kawasan pasar. Saat itu, dia memilih Pasar Suryakencana di jantung kota Bogor dan menyuruh saya menangkap human interest yang hidup di sana.

Saya pun menyusuri lorong-lorong sempit yang riuh oleh pedagang dan pembeli. Saya mengamati mimik wajah mereka, menangkap momen-momen kecil: tangan-tangan yang merapikan sayur, ibu-ibu yang tertawa sambil menawar, anak-anak yang mengintip dari balik tumpukan cabai. Kamera saya merekam semuanya tapi yang paling terekam justru perasaan hangat yang tak bisa dijelaskan.

Sejak saat itu saya percaya, jika ingin mengenal jiwa sebuah tempat, datanglah ke pasar lokalnya. Di sanalah kita akan melihat denyut kehidupan yang sesungguhnya. Keyakinan itu saya bawa hingga hari ini, bahkan ketika tinggal jauh dari tanah air. Saya senang mengunjungi pasar-pasar tradisional di Melbourne. 

Pagi itu, mentari mulai menyapa Footscray, Melbourne. Saya senang Sinyo mengajak ke Footscray Market. Sudah berapa kali kami kesana.  Buat saya tempat ini adalah jendela kecil menuju Vietnam. Saya tidak perlu tiket pesawat, cukup langkahkan kaki, dan seketika akan terhanyut.

Memasuki pasar, indra saya langsung diserbu deretan los buah-buahan tropis berwarna-warni bersaing dengan tumpukan sayuran segar yang baru saja tiba. Para pedagang, dengan logat khas mereka, sibuk menawarkan dagangan. Suara tawar-menawar yang riuh rendah bercampur dengan celotehan dalam berbagai bahasa, menciptakan simfoni kehidupan yang otentik.



Aroma Phở dari Huu Thanh

Begitu kami melangkah masuk ke dalam Pasar Footscray dari arah seberang stasiun kereta api, mata kami langsung tertuju pada sebuah restoran Vietnam yang terasa begitu sibuk namun menarik untuk dilihat. Tanpa pikir panjang, kami memutuskan untuk memasuki restoran yang tidak terlalu besar itu. 

Huu Thanh Vietnamese Restaurant, sebuah nama yang begitu dikenal di Footscray, tepatnya di kios nomor 221 & 222. Tempat ini sudah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari pasar; salah satu stafnya, Elizabeth, telah melayani dengan senyum cerah selama lebih dari dua dekade, yang berarti Huu Thanh setidaknya telah beroperasi sejak awal tahun 2000-an, mungkin bahkan lebih lama lagi. Keberadaan lamanya ini menjadi bukti kualitas dan otentisitas yang mereka tawarkan.

Dari kejauhan, uap mengepul dari mangkuk-mangkuk phở panas sudah mengundang siapa pun yang lewat untuk merasakan kehangatan kuahnya yang kaya rempah. Kami langsung menuju kasir untuk memesan dua semangkuk phở Setelah membayar, kami mencari dan menemukan sebuah meja kosong yang pas.

Di meja-meja panjang yang penuh sesak, orang-orang duduk berdekatan, menikmati sarapan mereka. Wajah-wajah mereka diterangi oleh uap panas yang mengepul dari mangkuk phở, menciptakan pemandangan yang begitu hidup dan mengundang. Saya tidak melihat bule semuanya orang Asia dan bercakap dengan bahasa mereka. 

Tak lama setelah kami duduk, sepasang couple datang bergabung, mengisi sisa bangku di meja kami. Berbagi meja dengan orang asing ini terasa begitu alami dan otentik. Rasanya sungguh seperti kami sedang makan di sebuah restoran di Vietnam, di mana kebersamaan adalah bagian tak terpisahkan dari pengalaman bersantap, bahkan dalam kesibukan. 



Pesanan kami pun datang, 2 mangkok pho hangat mengebul didepan kami. Saya menyeruput kuah perlahan, menikmati setiap tetesnya. Menambahkan perasan jeruk nipis atau sedikit cabai. 

Suara sendok dan sumpit beradu, diselingi obrolan ringan dan tawa yang samar, menciptakan suasana komunal yang hangat dan akrab. 














To's Bakery

Namun, daya tarik Footscray tidak berhenti di sana. Beberapa langkah dari keramaian pasar, aroma manis dan gurih mulai tercium, terutama dari sudut jalan di mana To's Bakery berdiri. Letaknya persis di seberang Footscray Market di 122 Hopkins Street.


Toko roti Vietnam ini adalah ikon di Footscray, sebuah destinasi wajib bagi mereka yang mencari bánh mì otentik. To's Bakery sendiri didirikan pada tahun 1980-an, menjadikannya salah satu pelopor bánh mì di Australia dan bukti nyata semangat kewirausahaan para pengungsi Vietnam yang tiba di sini. Sejak pukul 6 pagi, seringkali sudah terlihat antrean mengular, pertanda betapa populernya tempat ini, bahkan setelah puluhan tahun berdiri. 


Di dalam To's Bakery, saya disambut dengan tumpukan roti-roti yang baru dipanggang, kulitnya garing keemasan, siap diisi dengan berbagai isian favorit. Roti-roti ini dipanggang di tempat setiap hari, menjamin kesegaran yang tak tertandingi. Bánh mì mereka terkenal dengan isian pate buatan sendiri yang kaya rasa, mentega, acar wortel dan mentimun yang renyah, serta pilihan protein seperti babi panggang, ayam, atau tahu untuk pilihan vegetarian. Cabai dan ketumbar bisa ditambahkan sesuai selera, tanpa biaya tambahan, hanya untuk kenikmatan maksimal.




Selain bánh mì, To's Bakery juga menawarkan berbagai hidangan gurih dan manis lainnya yang menggiurkan. Di meja tengah, kita akan menemukan hidangan yum cha goreng favorit seperti dumpling talas, roti wijen, dumpling kukus, dan dessert tepung beras berwarna-warni. Semuanya sempurna untuk melengkapi pesanan bánh mì atau sekadar sebagai camilan di perjalanan. 


Di toko ini saya menemukan pisang goreng terenak di Melbourne. Luarnya renyah, dalamnya lembut dan manis, dan yang paling penting: tidak terlalu berminyak. Rasanya seperti pisang goreng yang biasa saya rasakan di Indonesia.


Namun, jangan lewatkan lemari pendingin di dekat kasir. Di sana, tersusun rapi berbagai kue-kue manis yang menggoda, siap memanjakan lidah Anda. Salah satu yang patut dicoba adalah kue sus mereka. Dengan kulitnya yang lembut dan isi krim vanila atau custard yang lumer di mulut, kue sus ini menginggatkan kue sus yang sering dipesankan Sally untuk Art.

Popularitas To's Bakery tidak hanya terletak pada rasa, tetapi juga pada esensi tradisi dan kualitas yang mereka pertahankan. Bánh mì adalah salah satu makanan jalanan pertama yang sukses dibawa dari Vietnam ke Australia, dan To's Bakery adalah bagian penting dari kisah migrasi kuliner ini.




ConwayCoffee
Dan di antara semua hiruk pikuk pasar, ada satu penemuan tak terduga yang membuat Sinyo tersenyum lebar. Saya tak sengaja melihat sebuah kios kecil bernama ConwayCoffee di dalam pasar, tak jauh dari keramaian. Meskipun namanya menyiratkan kopi, kios ini menawarkan lebih dari itu.

ConwayCoffee ternyata juga menjual jus tebu segar, yang merupakan favorit Sinyo. Kami melihat mesin pemeras tebu berputar di sana, mengubah batang tebu menjadi cairan manis dan menyegarkan pemandangan yang menyenangkan bagi pecinta minuman ini.

Namun, bagi yang baru pertama kali mencoba, jus tebu bisa jadi kejutan. Saya sendiri sempat bingung saat penjual menawarkan penambahan lemon. Saya menolak, dan ternyata begitu datang, rasanya memang sangat manis, seperti minum air gula murni. Belakangan saya sadar, sebaiknya memang ditambahkan air lemon supaya ada sentuhan manis asam yang segar, jadi rasanya lebih seimbang dan tidak terlalu eneg. Pengalaman ini mengajarkan bahwa kadang rekomendasi penjual lokal memang patut dicoba!

Selain jus tebu, ConwayCoffee sendiri adalah sebuah kafe kecil yang berawal dari hasrat akan kopi berkualitas. Mereka tidak hanya menyajikan kopi, tetapi juga memanggang biji kopi mereka sendiri. Anda bisa menemukan berbagai pilihan single origin dan blend seperti Brazil Cerrado, Colombia Huila, dan bahkan Vietnamese Filter Blend yang tersedia dalam bentuk bubuk. Dengan komitmen untuk menemukan "Holy Grail of Coffee" dan tim barista terlatih, mereka bersemangat menyajikan secangkir kopi sempurna. Jadi, apakah Anda mencari espresso yang kuat, kopi saring khas Vietnam, atau sekadar segelas jus tebu dingin, ConwayCoffee adalah tempat yang tepat untuk mengisi ulang energi di tengah eksplorasi pasar Anda.

Pasti menyenangkan mencoba Vietnamese Coffee mereka di lain kesempatan! Perpaduan kopi pekat dengan susu kental manis adalah pengalaman yang tak kalah autentiknya di pasar seperti Footscray ini.

Comments

Popular Posts