Celebration many things at the villa



Jauh-jauh hari, kita sudah mutuskan untuk mengadakan acara di vila tanggal 17 February dengan mengundang teman dan keluarga. Beberapa minggu mejelang, kesibukan terjadi disana. Semak belukar dan bunga liar yang menutupi jalan mobil dan dibeberapa tempat dipangkas atau dirapikan. Gudang tempat acara akan diadakan juga bersihkan sana sini. Tukang-tukang berlomba dengan hari menyelesaikan perbaikan dapur dan tembok dibawah gudang. Kita memutuskan untuk menutupi tembok dengan batu kali supaya terlihat natural dan senada dengan toilet garden.

Disca dan anak-anak – Carlo dan Levi, menginap di Vila hari Jumat malam. Vila ramai sekali dengan suara anak-anak walaupun yang paling dominant adalah suara Ob. Ob susah banget berbagi dengan anak lain. Apapun yang dilakukan Carlo, Ob juga mau. Sudah disekolahkan tapi egonya masih besar juga, Untunglah kedua kakak beradik itu sabar dengan Ob. Begitu juga dengan teman disekolahnya yang baik-baik banget menghadapi Ob. Akhirnya membuat Ob tambah semakin gede saja egonya. (Pelajaran buat saya) Malam itu saya capek banget, sejak sehari sebelumnya mempersiapkan belanja buah dan mempersiapkan goody bags sampai malam lalu paginya sudah pergi ke Dpk ambil snack dll. Siangnya ke Dpk lagi jemput Disca. Bersama Alex (siapa lagi?) saya langsung naik ketempat tidur dan tdur pulas sampai pagi. Suara anak-anak seperti lalabay indah pengantar tidur. Sabtu siang di Gudang kita merayakan wisuda saya yang jatuh tanggal 3 Maret, Ultah Ob tanggal 16 Feb, Gudang yang siap digunakan dan Andre yang dapat kerja di PT. INCO di Surowako.

Banyak! Acara tertunda sejam karena macet.
Hari itu memang sehari sebelum Imlek jadi macet total di Bogor. Meski begitu banyak juga yang datang dari keluarga saya sedangkan teman Alex lebih banyak yang berhalangan. Parahnya mobil berisi makanan terjebak macet karena harus menjemput Hervig, teman Alex.

Anyway, dengan perut yang lapar kita mulai kebaktian singkat dan tidak lama pun makanan datang. Makanan langsung diserbu! Vila hujan deras. Saya dan mintje harus bolak balik gudang – vila untuk mengambil beberapa barang yang bodohnya lupa disiapkan dari pagi. Seperti: sendok sayur, tambahn piring dll.. Hujan masih turun. Makanan tinggal sisa dan beberapa mulai sibuk bungkus-bungkus. Satu satu mulai pulang, tersisa kita-kita yang muda *cieeeh masih muda nih…* duduk bercerita.

Ob kesana kemari dengan Timi menganggu… Arisan dikocok. Saya dan Ob yang dapat, horeee!! Hujan masih turun dan udara mulai dingin. Akhirnya mobil terakhir pun pergi. Sedih tiba-tiba gudang jadi sepi. Tapi saya masih harus beres-beres sendiri. Angkut barang kotor dan bersihkan sampah dan botol-botol bir. Menyenangkan berkumpul bersama kerabat dan keluarga walaupun capek dan lupa makan. ----------------

Back to nature is what I (We) want

Beberapa waktu yang lalu ada orang yang datang ke vila dan tanya informasi untuk meggunakannya. Pekerja kami berkata bahwa yang bisa digunakan hanya gudang. Setelah melihat-lihat tamu itu keberatan dengan toilet garden yang tidak menyatu dengan gudang. Toilet Garden. Namanya saja sudah menjelaskan bahwa keberadaannya tidak menyatu dengan bangunan utama. Artinya orang yang diharapkan menginap disini adalah mereka yang ingin menyatu dengan alam dan tidak keberatan untuk berjalan menyusuri jalan setapak jika ingin menggunakan toilet.

Saya suka dengan design toilet yang agak terpencil disisi hutan pinus. Toilet didesign berdinding batu dan bamboo dibagian atasnya. Jika keran dibuka maka air akan mengucur dari bumbu yang berada diatas kepala, pércis seperti mandi dikali. Jendela yang besar memiliki akses luas kearah hutan. Harapan saya siapapun yang menggunakan akan mendapatkan inspirasi setelah menyelesaikan ritualnya. Sama seperti kita juga, hehehe… Saya merasa orang tersebut tidak cocok dengan keriteria “ciiiieeee..” tamu yang kita harapkan menginap ditempat kami. Lagi pula konsep yang ingin ditawarkan oleh tempat ini memang alam. So, jangan berharap untuk mendapatkan fasilitas seperti TV atau kemungkinan untuk bermain tennis meja contohnya. Orang yang mencintai alam, suka berjalan keluar masuk hutan, senang mendengar irama air yang gemericik, juga suara kodok, mungkin itu yang kami cari. Ular? Saya juga takut ular! Kalau kita tidak cari, pastinya ular tidak akan muncul kan? Begitu kata alex yang sudah berkali-kali keluar masuk hutan tapi belum menemukan ular sekalipun. Ular juga bagian dari alam.. Karena konsep alam, Alex sempat kaget dan berteriak kenapa bunga liar yang menutupi tembok dipangkas habis. Sesuatu yang terlalu rapi atau teratur sepertinya terlalu janggal untuk tempat ini. Suasana yang agak liar itu yang kita mau. Ada tempat indah yang tersembunyi didalam pohon dan semak-semak. Secret garden. Kalau saya boleh katakan, siapapun yang membutuhkan atau suasana tenang, damai jauh dari hiruk pikuk suara manusia dan klakson, maka tempat seperti inilah yang cocok untuk mereka. Mereka yang ingin mencari ketenangan batin dengan bermeditasi atau retret atau sedang menulis rasanya akan tertarik dengan tempat kami. Ketika masih disibukkan dengn tesis, saya pernah juga menyelesaikan beberapa bagian dari tesis disana dan rasanya nikmat banget. Saat itu memang hanya ada saya dan Alex. Saat in saya berharap bisa menulis lagi di vila tanpa diganggu oleh Ob yang rasanya selalu berada didekat saya. Dan mungkin suatu saat kamar kerja saya di Bango bisa dipindahkan juga ke vila. Who knows?


--------------------------
Water oh water Jakarta diguyur hujan dan banjir pun terjadi. This time the flood is a disaster - it's even worse than 2002 Ketika ke bandara awal February lalu kita sempat saksikan sepanjang jalan tol diatas Kelapa Gading dijadikan parrkiran sementara utk mobil angkatan laut dan pribadi. Daerah situ seperti danau saja, air dimana-mana. Alex naik pesawat yang berikutnya karena kita terjebak macet dari pintu tol Taman Mini sampai persimpangan kearah semangi – priok yang biasanya 5 menitan molor jadi 1 jam! Males banget keluar ke Jakarta kalau tidak penting. Tanggal 3 setelah nemenin saya wisuda, Alex ketemu temannya di Jakarta. Pulangnya sudah malam dan kita juga tidur. Besoknya Alex cerita kalau semalam terpaksa jalan dari jembatan di samping Mal Jambu dua karena taxi yang ditumpangi tidak bisa lewat situ. kabarnya siang hari air sungai sempat naik sampai melewati jembatan walaupun saat Alex lewat air sudah mulai turun – masih setinggi jembatan katanya, tapi jembatan tertutup buat mobil. Saya rasa jembatan sudah ada sejak dulu sehingga kondisinya juga sudah mulai mengkawatirkan. Jembatan sempat tertutup selama 2 minggu untuk perbaikan. Sementara Jakarta masuh diguyur hujan dan warganya ketar ketir memikirkan rumah yang terendam, kekurangan air bersih dan beragam penyakit yang menghantui, kami disini menikmati hujan dengan santai membaca atau main internet sambil sesekali memandang keluar melihat rintik hujan yang turun dari jendela rumah kami yang besar. Hujan memang tidak deras namun hujan seperti begini yang ditakuti masyarakat Jakarta karena awet sampai seharian dan membuat kiriman air mengalir deras ke Jakarta. Biasanya hujan yang deras disertai guntur dan petir cepat berhentinya namun orang yang baru ngerasain hujan di Bogor pasti akan takut dengan cahaya petirnya yang seperti menyambar-nyambar sangat menyeramkan disusul dengan bunyi mengelegar dan biasanya setelah hujan rela jalanan akan dipenuhi dengan ranting yang patah. Kali ini semuanya berbeda tidak ada ranting yang patah atau cahaya petir dan gelegar yang mengagetkan seperti biasanya.

----------------------
Mandi yuk mandi..
Masih ngomongin air, Ob suka sekali main air. Belakangan ini Ob dan saya sering sekali mandi bersama sambil berendam dan bermain air di bath up di kamar tidur saya. Bisa pagi atau sore hari kadang sampai sejam lebih kita berendam.. kalau malam Ob belum belum bisa tidur suka saya mandikan lagi, biasanya setelah itu mata jadi mengantuk dan tidak tahan lihat bantal.. zzzzzz Hari ini, semenjak pagi saya sudah kencan dengan laptop padahal sebentar lagi makan siang dan belum sempat mandi. Saya tinggalin kerjaan dan nyari Ob – menemukan dia sedang ngerecokin mas Tomo yang lagi menyiapkan pangangan untuk bakar ikan. Min sibuk di dapur mengantikan bu Tini yang sedang “cuti” ngawinin anaknya. Uhhh darah mulai naik ke kepala melihat tangan Ob yang belepotan areng . Ayooo Ob kita mandi! Saya gandeng dia yang langsung semangat begitu mendengar kata mandi. Kita berdua pun masuk kedalam bath up dan berendam setengah jam lebih. Total hari itu Ob mandi tiga kali.. pagi, siang dan sore précis seperti minum obat. Kalau sedang nginap di Dpk, Ob tetap mandi berendam. Kamar mandi dirumah ortu memang tidak besar maklumlah rumah prumnas.

Namun ortu cukup beruntung dapat rumah di pojok sehingga ada kelebihan tanah karena itu ortu bisa buat dua kamar mandi satu di kamar dan didekat tempat cuci piring buat tamu.

Dengan kondisi begitu sudah barang tentu tidak ada bath up namun Ob tetap senang menikmati mandi diember. Jelas dong saya tidak bisa bergabung kecuali kalau embernya sebesar bath up hehehe..  Suatu pagi, Ob pernah mogok mandi dan hari sudah mulai siang, masih banyak yang harus saya dan mintje urus. Saya mulai teriak menyuruhnya segera mandi tapi si anak baik ini tidak mengubris bahkan berlarian sambil membawa ember berisi air. Dikejarnya anjing kemana-mana lalu disiram. Ob tertawa girang. Begitu saja bolak balik ke keran lalu ngejar anjing.

Uhhhh sebelnya…
Setelah bosen main air dengan anjing, Ob masuk ke garasi dan mulai muter keran yang ada disitu – dibawah tangga. Hm… trantengggg… ide cemerlang datang… Jadilah pagi itu Ob mandi di pancuran. Wah senang banget dia sampai tidak mau stop. Kita juga senang urusan mandi pun beres.
-------------------------
Ketika ku terlelap



Comments

Popular Posts