Manado | VISIT INDONESIA 2022



Destinasi berlibur kami berikutnya adalah Manado. Sukacita sekali saya bisa kembali menginjakkan kaki di kota kenagan saat masa kuliah dulu. 25 tahun sejak saya tinggalkan karena telah meraih gelar sarjana dari Universitas Sam Ratulangi, saya tidak menyangka bisa kembali lagi dikota ini. Terima kasih Sinyo membawaku ke Manado, mengunjungi tempat wisata, kulineran dan bertemu dengan beberapa teman kuliah yang masih menetap disitu juga bertemu keluarga baruku. Sngguh pengalaman yang indah. 

Kami mengajak sepupu Sinyo untuk ikut bersama ke Manado.  Menggunakan pesawat Citilink kami meninggalkan Jakarta jam 2 dini hari tanggal 6 Juni. Penerbangan memakan waktu 3 jam dan beda waktu dengan Jakarta adalah 1 jam lebih cepat. Jam 7 pagi kami sudah dalam perjalanan menuju rumah tante Vonny yang dekat dengan bandara Sam Ratulang, memberi kejutan manis untuknya. 

Setelah sarapan nasi kuning dan minum kopi, kita lanjut ke Tompaso mengunjungi keluarga besar Turangan, keluarga dari pihak ibunya Sinyo. Makan siang yang nikmat sudah menanti, indahnya kebersamaan bersama keluarga yang baru saya kenal. Mereka menerimaku hangat. 



Menjelang sore kita kembali ke Manado mau check in di hotel Aryaduta yang terletak di jalan Bolevard. Sedikit cekcok dengan management hotel kita akhirnya mendapat kamar VIP yang memiliki balkon luas dengan pemandangan Senset yang kearah Manado Tua, teluk Manado, pebukitan dan kota. Indah sekali. Saya bisa melihat jembatan Soekarno yang kini menjadi salah satu icon baru di tanah Toar Lumimuut. Jembatan yang membelah Kali Jengki ini menjadi penghubung antara bagian utara dan selatan kota Manado. Sayang sekali penerangan di balkon sangat kurang, saat kami mengadakan makan malam hari terakhir bersama keluarga, terpaksa harus membuka horden ruang tamu lebar-lebar supaya cahaya dari dalam bisa menerangi balkon. Diluar itu kami sangat puas dengan hotel ini.



Saat matahari pagi telah muncul, pemandangan kearah kota juga tidak kalah indahnya. Dulu jaman saya kuliah belum ada mall, pusat perbelanjaan masih pasar 45 yang menjelang natal ramenya minta ampun. Jalan Bolevard juga sudah berubah tidak lagi terlihat pantai karena terhalang pertokoan akibat reklamasi pantai. Semua sudah berubah. 

Kemana aja selama di Manado? 
Tujuan kita adalah Kota Seribu Bunga, sebutan untuk Tomohon yang berada diantara gunung Lokon dan gunung Mahawu menjadikan daerah ini memiliki suasana sejuk. Dikota dengan pemandangan perbukitan dan pegunungan inilah terdapat objek wisata yang ingin kami kunjungi.



TUUR MA'ASERING yang berada di kota Tomohon tepatnya di kelurahan Kemulembuai, kecamatan Tomohon Timir adalah tujuan wisata yang unik karena berada di hutan pohon aren. Menuju tempat ini kami dimanjakan dengan pemandangan hijau pedesaan Minahasa dengan rumah kayunya, tak ketinggalan gunung Lakon yang indah dari kejauhan. Perjalanan menghabiskan waktu kira-kira 1 jam dari Manado dengan mengunakan mobil, 

Disini kita bisa melihat proses penyulingan cap tikus minuman khas Minahasa hasil dari fermentasi air nira yang berasal dari pohon aren. 


Kita juga menikmati saguer manis. Saguer  mengingatkan saat KKN di desa Masarang Tomohon tahun 1996. Kita toki saguer di kebon dan meminumnya langsung dari bulu. Saguer manis karena baru diambil yang unik minumnya karena di kebon tidak ada cankir jadi pakai bulu/bambu. Gak boleh terlalu diangkat bisa tumbah masuk ke hidung. Pulang dari kebun sepanjang jalan saya mabok bahkan saat mandi dirumah pak RT saya masuk ke baknya yang besar 😆

Menemai saguer dan cap tikus, kita pesan pisang goreng dan makanan Manado yang enak dan harganya murah! Top banget tempat ini, highly recommended!



DANAU LINOW Perjalanan kami selanjutnya adalah Danau Linau yang terletak di kelurahan Lahendong, kecamatan Tomohon Selatan. Kata Linow berasal dari bahasa Minahasa lilinowari yang mempunyai arti tempat berkumpulnya air. Danau Linau merupakan danau vulkanik yang airnya sewaktu-waktu bisa berubah karena terdapat aktifitas belerang didalamnya serta pantulan dan pembiasan sinar matahari. Air danau bisa berubah warna hijau, biru dan kuning kecoklatan. 



Kawasan danau memiliki lahan yang cukup luas serta keragaman flora dan fauna dengan topografi berbukit-bukit. Danau Linow terbentuk karena letusan gunung berapi dan sisa-sisa gunung berapi masih dapat dilihat beruba adanya sumber belerang disekitar danau. 

Saat kami tiba hampir menjelang minum teh sore. Tiket masuk bisa ditukar dengan teh atau kopi. Sayang sekali karena hujan kita tidak turun menyusuri danau namun menikmati pemandangan dari Cafe Danau Linau. Bau belerang tercium. 



Ditemani secangkir teh panas, pisang goreng dan keripik pisang, kita menikmati pemandangan danau serta lembah. Hujan kembali turun dan kami pun bubar mencari tempat teduh. Saatnya untuk kembali ke Manado.


MAKAN ENAK 
Jalan-jalan ke Manado jangan lupa wisata kuliner. Banyak sekali beragam kuliner yang bisa dinikmati. Mulai dari sajian khas yang memiliki rasa pedas hingga olahan ikannya yang membuat ketagihan.

DABU-DABU LEMONG
Manado populer dengan aneka makanan seafoodnya makanya dikenal dengan sebutan Rajanya Ikan Bakar. Maka restaurant pertama yang kami kunjungi setelah check in di hotel adalah Dabu-Dabu Lemong. Letaknya tidak jauh dari hotel dan jembatan Soekarno, salah satu icon nya kota Manado.


Restaurantnya besar dan mereka punya live musik, saat kami datang ada sekelompok anak muda yang menyanyikan lagu gereja. Sesuatu yang gak mungkin saya temukan di restaurant di Depok kayaknya. Kita pilih ikan dulu sebelum masuk ke restaurant nya. Masing-masing pilih sendiri. Ikan datang bersama nasi, sayur kangkung dan satu sayur lagi yang saya lupa hahaha. Dabu-dabu tidak ketinggalan wahhh semua terhidang di meja. Mari makan! Makanannya enak banget, tasty and spicy. ketika datang bon, saya kaget untuk orang sebanyak itu kita cuma membayar 400 ribu saja!! Happy tummy happy life.



WARUNG BOKE
Siang itu teman-teman kuliah khusus meluangkan waktu datang ke hotel bertemu dengan saya, reuni. Ngobrol di loby hotel sambil minum kopi tidak terasa sudah waktunya makan siang. Restauran yang kami pilih berada dikawasan Megamas Boulevard tidak jauh cuma meyebrang dari hotel namanya Warung Boke. Spesialisnya makanan B2, makanan unggulannya adalah daging babi yang dimasak tradisional seperti nasi babi bulu, nasi babi goreng tore sambal matah dan coto babi. 


Saya pesan nasi Babi Goreng sambal Matah. The Babi Tore is really good, has lots of taste and very crispy. Saya sebenarnya gak terlalu suka makan babi, mau babi seenak apapun yang pernah dikasih selama di Melbourne pun buat saya bisa aja tapi begitu coba Babi Tore disini, OMG asli ini memang enak banget!


Buat saya, warung ini adalah surganya kuliner non halal di Manado. 


WARUNG KEBONG
Kebiasan saya kalau sore adalah minum kopi atau teh ditemani cemilan. Saat saya bilang ke teman-teman bahwa ingin ngopi tapi maunya ke lokal kopi shop, maka mereka membawa saya ke Warung Kebong. Kami naik angkot dari belakang hotel menuju Wanea sementara Sinyo dan saudara lainnya menyusul naik mobil. Lokasinya tidak ditengah kota, tempat ini memberi suasana pedesaan dan pegunungan yang indah bikin betah duduk ngobrol lama-lama. 


Warung Kebong menjual makanan berat dan ringan namun tujuan kami kesini memang ingin ngopi/ngeteh ditemani cemilan maka kami memesan beberapa kue-kue khas Minahasa seperti Pisang Goroho, Sagu Bakar Gula Merah dan Kue Lampu-lampu. Saya suka Pisang Goroho sampai repeat order 3x! baru pertama kali ini nyoba pisang yang rasanya gurih bawang putih. Cocok banget menemani kopi hitam pait saya. Harga makan sangat ramah dikantong, kebayang makan begini di Melbourne. 


Hari sudah gelap, lampu mulai dinyalakan saat kami meninggalkan Warung Kebong.


NEW PARADISE RESTAURAT
Menyantap makanan yang lezat ditemani pemandangan laut yang indah menjadi salah satu hal yang wajib untuk kami dapatkan saat berada di kota Manado. New Paradise Restaurant adalah pilihan teman-temanku untuk makan siang kami. Restaurant ini memanjakan mata dengan pemandangan pantai Manado yang indah, terlihat jelas Manado Tua dan pulau Bunaken. 


Saya senang sekali teman-teman terkasih, Titin, Peggy dan bu lurah Meiske meluangkan waktu mereka yang sibuk dikantor untuk makan siang bersama saya. Makanan datamg agak lama ternyata makanan baru dibuat setelah dipesan sehingga saat datang masih dalam keadaan panas. 


Selesai makan Titin sempat melantumkan 2 buah lagu untuk saya, Suara merdu nya membuat suasana menjadi meriah. Angin laut sepoi-sepoi berhembus kala perut sudah kenyang membuat mata mulai mengantuk. 


UNDANGAN MAKAN KELUARGA
Selain makan enak di restaurant kami juga 3 kali dijamu makan enak bersama keluarga yaitu keluarga di Tompaso, Bitung dan terakhir makan malam di balkoni hotel yang masak Vani. Makan ikan bakar, babi, sayor kangkung dll segala macam makanan Minahasa terhilang di meja. 


Liburan 5 hari sungguh berbekas dihati. Happy bisa bertemu saudara, teman jalan-jalan dan makan enak. Kami berdua meninggalkan Manado dengan rasa bahagia, Berharap umur panjang, Tuhan beri kesampatan untuk mengunjungi Manado lagi. 

Comments

Popular Posts