D1 Walk | Samosa
Pukul 09.30 pagi saya melangkah keluar rumah. Didalam, Sinyo masih terlelap, tenggelam dalam hangat selimutnya. Udara musim dingin yang menusuk terasa lebih ramah hari ini. Pagi ini matahari memancarkan sinarnya, membuat suhu sepuluh derajat Celcius menjadi sedikit bersahabat untuk beberapa jam kedepan sebelum hujan akan turun nantinya.
Bulan depan tubuh yang sudah setia menemani ini akan genap berusia lima puluh dua tahun. Saya ingin menjaganya tetap sehat, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara jiwa.
Tekad itu semakin kuat setelah semalam saya menonton video YouTube tentang sosok luar biasa, Dr Gladys McGarey, Ibu Pengobatan Holistik yang hidup hingga usia seratus tiga tahun sebelum berpulang pada September 2024. Filosofinya sederhana tetapi begitu menghunjam. Keep moving, keep your body moving. Get at least eight hours of sleep a night. If you take a rest, you are not being lazy, you are actually taking a rest. If you are not moving, you are dead. Kata-kata terakhir itu seperti lonceng yang membangunkan saya. Bergerak bukan hanya soal kebugaran tetapi bukti bahwa kita masih hidup.
Dengan semangat itu saya memulai jalan cepat selama tiga puluh menit. Tujuan saya pagi ini adalah 7-Eleven di sudut Carlisle Street dan Hotham Street. Siapa tahu lusa saya akan mencoba rute baru ke 7-Eleven di Barkly Street, hidup selalu butuh sedikit variasi.
Disepanjang perjalanan sinar matahari musim dingin memandikan jalanan Melbourne. Saya melihat seorang pria bergegas masuk ke gym, pria berjas panjang berjalan cepat menuju stasiun, sepasang pria dan wanita membawa kopi panas di tangan, dan seorang perempuan yang baru saja membeli buah lalu menjemput anjingnya yang diikat di tiang depan toko sambil tetap menggenggam kopi di tangan satunya. Ya, pagi di Melbourne identik dengan aroma kopi. Baunya menggoda, menyeruak dari kafe-kafe yang pintunya terbuka lebar.
Setibanya di 7-Eleven saya membeli cappuccino hangat tanpa gula sebagai hadiah kecil untuk diri sendiri. Saat pulang lewat sisi jalan yang berbeda, saya berpapasan dengan dua pria Yahudi. Mereka mengenakan topi hitam, jas dan celana hitam dengan kemeja putih di dalamnya. Dari bawah jas, saya melihat untaian tali putih tzitzit yang menjuntai, bagian dari tallit katan yang mereka kenakan di bawah pakaian. Dalam tradisi Yahudi, setiap tzitzit terdiri dari empat helai tali yang dilipat dua sehingga terlihat menjadi delapan helai. Tali-tali itu diikat dengan pola khusus yang mengandung makna spiritual mendalam, sebagai pengingat untuk menaati perintah Tuhan. Tali-tali itu bergoyang lembut mengikuti langkah mereka, seperti irama diam yang hanya mereka pahami.
Carlisle Street terasa hidup pagi ini. Saya sempat berhenti di depan sebuah rumah dengan pohon magnolia yang sedang mekar lebat. Saya mengabadikannya lewat kamera ponsel. Magnolia adalah bunga pertama yang saya lihat saat tiba di Melbourne pada 26 Agustus 2018, tujuh tahun lalu. Seketika kenangan itu menyeruak.
Di sela-sela pagar, saya melihat bunga lavender mulai bermekaran. Mekarnya bunga ini menjadi pertanda bahwa musim dingin akan segera berakhir dan musim semi akan segera tiba. Bunga lavender memang umumnya mekar saat memasuki musim semi dan berlanjut hingga musim panas.
Ketika saya kembali ke rumah, Sinyo masih terlelap. Saya menyesap kopi perlahan. Ini bukan sekadar minuman, tetapi simbol dari langkah yang saya ambil pagi ini. Sebuah penghargaan bagi tubuh yang terus saya ajak bergerak, makan secukupnya, dan beristirahat dengan layak. Bagi saya, inilah perayaan hidup, satu langkah demi satu langkah, mendengarkan tubuh, dan memberinya apa yang ia butuhkan untuk terus berjalan.
Di tengah suasana hati Sinyo yang kurang baik, sama dengan cuaca diluar yang sekarang mendung, dan sesuai dengan ramalan bahwa hujan akan turun sebentar lagi. Saya memutuskan untuk membuatkan camilan. Resepnya sangat mudah dan cepat dibuat, apalagi saya sudah lama sekali ingin membuat risol tapi selalu malas membuat kulitnya.
Saat berbelanja hari Kamis lalu, Sinyo mengambil kulit lumpia, dan itulah yang saya gunakan. Saya mengisinya dengan adonan samosa yang kaya rasa kari. Karena ingin cepat, saya hanya menggulungnya seperti risol, tidak dilipat menjadi bentuk segitiga. Yang terpenting, rasanya sangat lezat dan camilan ini ludes dalam sekejap.
Jackie | Balaclava
SAMOSA ISI KENTANG DAN WORTEL
Untuk Isian:
2 buah kentang, kupas dan potong dadu kecil
1 buah wortel, kupas dan potong dadu kecil
1/2 buah bawang bombay, cincang halus
2 siung bawang putih, cincang halus
2 cm jahe, parut atau cincang halus
1 buah cabai, cincang halus - tdk pakai
Pala bubuk
Ketumbar bubuk
Merica bubuk
Kaldu bubuk
Garam masala
Bubuk kari
Kunyit bubuk
Minyak untuk menumis
Air
Untuk Samosa:
Kulit lumpia secukupnya
Larutan terigu + air untuk celupan dan lem
Tepung roti secukupnya
Minyak untuk menggoreng
Cara Membuat:
Menumis Bahan Utama: Panaskan sedikit minyak dalam wajan. Tumis bawang bombay, bawang putih, jahe, dan cabai cincang hingga harum.
Memasak Sayuran: Masukkan potongan kentang dan wortel ke dalam wajan. Tambahkan sedikit air, lalu masak dengan api kecil dan tutup wajan agar sayuran cepat empuk.
Menambahkan Rempah: Setelah kentang dan wortel empuk, masukkan pala, ketumbar bubuk, merica, kaldu bubuk, garam masala, bubuk kari, dan kunyit bubuk. Aduk rata hingga semua bumbu tercampur sempurna.
Menghaluskan Isian: Haluskan isian langsung di dalam wajan menggunakan potato masher sambil terus diaduk hingga merata dan teksturnya padat. Angkat dan biarkan dingin.
Membentuk Samosa: Ambil selembar kulit lumpia, letakkan isian di salah satu ujungnya. Kali ini saya cuma gulung seperti risol tapi next time saya bentuk segitiga. Lem ujungnya dengan larutan tepung terigu.
Membalut Samosa: Celupkan samosa yang sudah dibentuk ke dalam larutan terigu, lalu gulingkan ke dalam tepung roti hingga permukaannya tertutup rata.
Menggoreng: Panaskan minyak dalam wajan. Goreng samosa dengan api sedang hingga berwarna kuning keemasan dan renyah. Tiriskan dan sajikan.
Catatan:
Memasak kentang dan wortel langsung bersama bumbu tumisan membuat rasanya lebih menyatu.
Pastikan kentang dan wortel dipotong kecil agar cepat matang.
Menambahkan rempah bubuk di akhir (setelah kentang empuk) akan mencegah bumbu gosong dan menghasilkan rasa yang lebih optimal.
Comments