801 Granted
Perjalanan ini panjang, penuh air mata, tekanan mental, dan ujian iman. Hanya Tuhan yang benar-benar tahu seberapa berat semuanya.
Saya pertama kali datang ke Melbourne pada 26 Agustus 2018. Selama hampir dua tahun, saya keluar-masuk Australia sebanyak lima kali, kembali ke Jakarta setiap 3 bulan demi mengikuti aturan visa. Hidup saya seperti nomaden—selalu mengepak koper, tidak pernah benar-benar merasa “tinggal”.
Lalu pada Maret 2020, dunia berubah. Pandemi datang dan perbatasan Australia ditutup. Saya terjebak di Melbourne, terpisah dari keluarga, dari kepastian, dan akhirnya—dari ibu saya.
May 2022, Saat border sudah dibuka, kami berlibur ke Indonesia. Namun saat ingin kembali ke Australia, saya hanya diberi visa turis 1 bulan karena waktu tinggal saya sebelumnya sudah melebihi batas tinggal yang ditetapkan imigrasi Australia. Mereka memberi 1 bulan karena saya memohon untuk bisa menemani Sinyo berobat disertai bukti surat dari dokter Maya.
Dalam waktu singkat itu, saya berhasil mengumpulkan 87 dokumen untuk mengajukan partner visa 820. Saya mengajukan aplikasi tersebut pada 7 Oktober 2022, hanya dua hari sebelum visa habis.
Puji Tuhan, pada Maret 2023, visa 820 saya dikabulkan.
Namun perjalanan belum selesai. Saat menunggu proses visa permanen (801), Sinyo—pasangan saya—jatuh sakit. Ia harus berhenti bekerja. Kondisi keuangan kami menurun drastis. Secara emosional, kami diuji habis-habisan. Ada pertengkaran, air mata, kelelahan mental. Namun di tengah semua itu, ada cinta yang terus bertahan.
Saya sangat bersyukur kepada Ella, yang mengenalkan saya pada Pak Paul, pengacara imigrasi yang luar biasa dan membantu proses visa 820 berjalan lebih lancar. Namun untuk tahap berikutnya—visa 801—saya harus mengerjakannya sendiri. Dengan Sinyo yang sakit dan kondisi ekonomi yang sulit, saya tidak mampu lagi menyewa jasa profesional. Saya mempersiapkan semua dokumen sendiri dan mengajukannya pada Oktober 2024.
Dan di atas segalanya—Terima kasih Tuhan. Engkau tak pernah melepaskan tangan saya.
Inilah awal yang baru. Inilah buah dari iman yang tetap bertahan dalam api.
Comments