Tetap Cantik
Seharusnya kami baru tiba di Melbourne hari ini 27/8/2023 tapi kami memajukan tanggal kepulangan 2 minggu dari yang tertera di tiket. Saya bersyukur bahwa ini adalah keputusan yang tepat.
Hari ini juga 5 tahun yang lalu, saya tiba di Melbourne. Keluar dari Skybus yang membawa kami ke Southern Cross Station. stasiun kereta terbesar yang pernah saya liat. Saya berjalan cepat melawan dingin. Sekeliling yang saya liat grey and black. Orang-orang berjalan cepat terbungkus jaket berwarna hitam. Didepan sana saya melihat pemandangan hijau, bangunan cantik. Hai Melbourne kamu cantik sekali.
Setiap ke city, berkali-kali pula jiwa foto saya meronta, kalau tidak foto sekeliling maka saya pasti yang minta difotoin oleh Sinyo atau teman jalan saat itu. 5 tahun berlalu namun saya masih merasa seperti turis, foto sana sini dan posting di sosial media menceritakan cantiknya Melbourne dan betapa beruntung saya bisa tinggal disini.
Hari ini juga 5 tahun yang lalu, saya tiba di Melbourne. Keluar dari Skybus yang membawa kami ke Southern Cross Station. stasiun kereta terbesar yang pernah saya liat. Saya berjalan cepat melawan dingin. Sekeliling yang saya liat grey and black. Orang-orang berjalan cepat terbungkus jaket berwarna hitam. Didepan sana saya melihat pemandangan hijau, bangunan cantik. Hai Melbourne kamu cantik sekali.
Setiap ke city, berkali-kali pula jiwa foto saya meronta, kalau tidak foto sekeliling maka saya pasti yang minta difotoin oleh Sinyo atau teman jalan saat itu. 5 tahun berlalu namun saya masih merasa seperti turis, foto sana sini dan posting di sosial media menceritakan cantiknya Melbourne dan betapa beruntung saya bisa tinggal disini.
Seperti Minggu pagi, kami berdua jalan-jalan ke City naik kereta dari Balaclava menikmati sinar matahari yang hangat di hari Minggu pagi. Resleting jaket diturunkan, mulai gerah walau sesekali angin dingin berhembus. Musim dingin hampir berakhir dan cuaca akan menjadi lebih hangat.
Keluar dari stasiun Flinder Street kita belok kiri ke jembatan Princes Bridge yang dibangun pada tahun 1888. Melintasi jembatan sering kali saya berhenti dan mengambil foto atau video kapal-kapal yang melintas dibawahnya. Kaki kemudian melangkah menuju National Gallery of Victoria dan masuk kedalamnya walau cuma sebentar. Saya sudah pernah kesini musim panas 2019. Gallery ini adalah yang tertua dan banyak dikunjungi di Australia.
Keluar dari Nation Gallery of Victoria kita berjalan turun untuk menyusuri Yarra River. Sungai ini mengalir melalui kota Melbourne dan menjadi pusat aktivitas. Orang lokal menyebutnya My Brown Yarra. Sungai Yarra sering disebut sebagai Upside-down river karena warnanya yang cokelat. Warna sungai yang cokelat pekat dan berlumpur ini disebabkan oleh tanah liat. Nama sebenarnya dari Sungai Yarra adalah Yarro-yarro, yang merupakan istilah Wurundjeri dalam bahasa Boonwurrung yang berarti mengalir terus menerus karena sungai tersebut merupakan jalur air abadi, yang berarti alirannya terus menerus sepanjang tahun karena curah hujan normal selama bertahun-tahun.
Di sepanjang tepiannya terdapat banyak bar, restoranL, gedung-gedung tinggi, taman dan gallery, layak untuk berjalan-jalan dan menikmati pemandangan cakrawala Melbourne yang indah. Jika berjalan menyusuri sungai lebih jauh lagi kita akan menjumpai tempat piknik dan taman indah. Yarra River menjadi daya tarik wisata di Melbourne karena terdapat kapal pesiar yang dapat ditempuh mulai dari dekat Federation Square. Wisatawan dapat menikmati pemandangan indah di atas kapal pesiar.
Perjalanan Yarra River hingga sampai di Melbourne dimulai dari lereng selatan Great Dividing Range dan berkelok-kelok melalui lembah berhutan di Yarra Ranges dan kota-kota regionalnya sebelum mengakhiri perjalanannya di dataran berlumpur di Port Phillip Bay.
Semoga sungai Ciliwung suatu saat bisa sebersih sungai ini dan bisa menjadi icon pariwisata untuk kota Jakarta dan kota-kota yang dilewatinya. Hari makin siang, perut mulai kelaparan. Kami pulang dan makan siang di restaurant Jepang di Caulfield.
Jackie | Balaclava
Comments