Belanja di Dandenong Market

Saya selalu menyebut diri saya, lady market. Saya senang sekali ke pasar untuk motret kesibukan disana, menangkap mimik penjual dan pembeli, memotret sayuran, daging dan segala macam hiruk pikuk dalam pasar. Main ke pasar yang bau dan becek buat saya tidak masalah. Saya ingat awal saya belajar motret 2007 guru saya membawa saya ke Pasar Bogor untuk latihan. Saya diajarkan menangkap raut muka orang-orang disana bahkan orang gila pun tidak luput dari foto saya. Sejak itu saya jatuh cinta dengan pasar. Menurut saya jika ingin mempelajari kehidupan, budaya dan adat istiadat suatu daerah atau desa tertentu, sebaiknya pergilah ke pasar lokal nya. Pasar merupakan ekspresi terlengkap dari kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya suatu daerah.

Pasar-pasar yang berada di Victoria adalah pasar kering dan bersih tidak seperti pasar umumnya di Indonesia. Melbourne. Saya sudah ke Queen Victoria Market, Melbourne Market, Prahran Market, Springvale market dan sekarang ke Dandenong Market semuanya bersih bebas becek dan tidak bau. Masing-masing pasar di Melbourne memiliki keunikannya masing-masing sehingga agak sulit menentukan pasar mana yang terbaik karena pengunjung pasanya berbeda. 

Jam buka pasar juga tidak semua buka tiap hari. Queen Victoria Market, Dandenong Market dan Prahran Market tutup hari Senin dan Rabu. Bahkan South Melbourne Market cuma buka 4 hari dan tutup dihari Senin, Selasa dan Kamis. Sementara pasar Springvale buka tiap hari. Jadi sebelum ke pasar sebaiknya cek dulu apakah buka atau tutup hari itu jangan jadi seperti teman saya dan keluarganya lagi berlibur di Melbourne dan mau ke South Melboourne Market sampai sana mendapati pasarnya tutup.


Sabtu menjelang tenggah hari kami pergi berbelanja, biasanya kita belanja di Clayton namun hari ini Sinyo mengajak untuk pergi belanja agak jaiuhan di Dandenong Market. Perjalan dari rumah ke Dandenong Market sejauh 29,6 km sekitar 37 menit mengendarai mobil. Disini jarang macet jadi jarak sejauh itu cuma sebentar saja kebayang kalau di Depok, dari rumah di Depok Timur ke Margo dijalan Margonda kalau hari Sabtu bisa lebih dari 1 jam ha haha padahal jaraknya hanya 3,6 km

Saya belum pernah ke Dandenong Market. Pasar yang beroperasi sejak 10 Oktober 1866 ini terletak di pojokan jalan antara Cloy Street dan Cleeland Street. Kalau kita datang minggu depan maka pasar ini akan merayakan ulang tahunnya yang ke 157 tahun!

Pasar berukuran menengah yang melayani segala kebutuhan rumah tangga berupa buah-buahan, sayuran, makanan laut, unggas, daging, roti dan kue kering, bunga, rempah-rempah, kebutuhan rumah tangga dan sejenisnya. 


Harga sayuran dan buah-buahan disini juga sangat murah dibandingkan pasar lain yang pernah saya datangi. Jangan bandingkan dengan supermarket wah jauh jauh sangat murah. Sayurannya segar hijau enak bangat dipandang mata. 

Namun saya sedikit kecewa karena setelah keluar masuk kios, saya tidak menemukan apa yang saya cari.  Serai, kunyit, lengkuas dan Bok Choy tapi tidak ketemu. Penjual satu dan lain sama-sama menjual sayuran/buah yang sama. Tidak terlalu banyak pilihan. Bahkan mencari kentang ukuran kecil pun tidak ada padahal minggu lalu kami membeli di market daerah Oakleigh. 

Saya memutuskan untuk membeli bayam. Bayam disini beda dengan Bayam yang biasa saya beli di Woolworth, Baby Spinach.  Di pasar ini daun dan batang Bayam ukurannya besar seperti Bayam di Indonesia. Segepok Bayam bisa masak seminggu tiap hari cuma seharga $1.75



Disana juga dijual bunga namun pilihan bunganya tidak sebanyak bunga yang dijual di Prahran Market walau harganya lebih murah disini. 



Selesai berbelanja saatnya mencari makan. Berbicara tentang makanan disinilah tempatnya.  Ada banyak gerai makanan yang mampu memuaskan hasrat makan kita, baik itu makanan Prancis, India, Selandia Baru, atau makanan tradisional Australia. Donat adalah pilihan poluler selain Roti Chat. Mungkin mencoba makanan dari Sri Lanka dan India? Atau seperti saya yang dari awal sudah ingin makan Burek karena melihat orang makan sambil jalan sepertinya enak sekali.


Burek bagi yang belum tau adalah Filo (Fhyllo) seperti pastry yang diisi keju, daging, kentang, bayam, apple dan entah apa lagi. Berasal dari Turki, Albania, Timur Tengah dan Asia Tengah. Saya membeli Burek di Dandy Burek, ada pilihan keju, bayam dan daging. Saya pilih daging seharga $8.50 kalau keju dan bayam seharga $7 per slice nya. 

Saya sudah makan Burek Turki di Prahran Market namun jujur Burek di Dandenong Market is the best! Berulang kali saya ngomong... ini enak banget... ke Sinyo. Bahkan sampai rumah pun saya masih bilang saya suka dengan Burek tadi. Pasti kalau ke Dandenong Market saya akan ke Dandy Burek untuk membeli Burek Daging lagi.  

Saya rasa karena banyaknya varian makanan dari berbagai negara membuat Dandenong Market terkenal dengan World Market.

Terdapat tempat parkir yang luas di sekitar area pasar serta di sepanjang jalan yang bersebelahan. Perhatikan bahwa pasar tutup pada hari Senin, Rabu, dan Kamis. Benar-benar pasar internasional dengan para pedagang dan pembeli dari berbagai negara berbaur dan melakukan bisnis.

Kami pulang dengan membawa hasil belanjaan jahe, jeruk, semangka, ubi, stroberi, bayam, sledri, tomat dan bawang putih. Kata Sinyo semua itu sudah termasuk makan kurang dari $50. Murah sekali! Lain kali harus pergi kesini lagi.

Jackie | Balaclava

Comments

Popular Posts