Kalio Daging


Randang atau Rendang (dalam penyebutan umum) adalah proses merandang atau menghilangkan kandungan air dalam masakan. Merandang melalui 4 tahapan utama yang menghasilkan 3 macam masakan yang bisa disajikan. Pada tahapan awal saat daging sudah masak tetapi airnya masih banyak disebut Gulai. Pada tahapan selanjutnya saat minyak sudah mulai banyak keluar tetapi masih ada kandungan airnya disebut Kalio. Dan tahapan akhir saat sudah tidak ada kandungan airnya ini disebut Randang atau Rendang.

Karena selera orang dan berbagai daerah di Indonesia sangat beragam, maka penyebutan Rendang pun berubah. Hasil pada tahapan yang masih ada kandungan airnya banyak disebut orang sebagai Rendang, padahal itu adalah Kalio. Tetapi harus kita lihat secara langsung juga. Bila bumbu dan santan yang dipakai sangat banyak, maka akan terlihat banyak juga kuah bumbunya, walau tidak ada lagi kandungan minyaknya. Dalam masa akhir-akhir ini, karena Randang atau Rendang ini sudah sangat terkenal di dunia, bukan saja di Indonesia dan sekitarnya, maka definis dan penyebutan pun berubah lagi. Ini untuk mempermudah, penyerapan dan sekaligus guna untuk semakin mengenalkan dan menyebarkan masakan nusantara. Maka dibedakanlah antara sebutan "Randang" sebagai warisan budaya asli negeri Minangkabau dan sebutan "Rendang" sebagai salah satu masakan khas nusantara. Randang tetaplah randang apa yang aslinya ada di Sumatera Barat. Sedangkan Rendang adalah penyebutan secara umum untuk masakan sejenis Randang. Jadi kalau ada yang menyebut Rendang tetapi ternyata masih dalam bentuk Kalio, itu sah-sah saja. Selama itu untuk menyebut masakan khas nusantara. Tetapi bila disebutkan sebagai masakan khas Sumatera Barat, bentuk Kalio tidak boleh kita sebut sebagai Rendang asli Sumatera Barat. Kuliner itu bukan hanya sekedar memasak, masakan dan kelezatan. Tetapi mengenal kuliner itu berarti kita juga mengenal budaya, sejarah dan latar belakangnya. Siapa tahu sebuah kuliner lezat lahir dari perjuangan penuh darah dan pengorbanan banyak nyawa. Ini ada banyak juga di kuliner khas Indonesia, contohnya kisah lahirnya masakan-masakan khas Banten, Aceh, dan lainnya

Hari Minggu yang lalu kami pulang mengambil mobil di bengkel, kita mampir membeli 2 kg daging di Clayton. Sampai dirumah  lebih dari 1 kg daging dimasak rendangm cukup banayak karena mau dikasih ke Meishia. Sementara sisanya dibagi dalam 2 bungkus dan disimpan di freezer. Sinyo yang masak dan cukup lama. Malam itu hampir 5 jam dimasak dengan api kecil, besoknya dimasak sebentar saja dan ternyata sudah super empuk. Daging nya lumer dimulut saat dicoba. Enak banget. Mishia mengambil daging itu Selasa malam. 

Karena semua daging diberikan pada Meishia maka aku gak kebagian jadi tadi pagi saya keluarkan daging dari freezer supaya cair es nya dan sore baru saya mulai masak. Sama seperti masak daging sebelumnya, saya pakai bumbu instant Bamboku tapi gak pakai santan! 

Walau tanpa santan rasanya enak kok karena tetap pakai bawang merah, bawang putih dan serai yang ditumis lebih dulu baru ditambahkan bumbu instant. 

Kalio Daging akhirnya bisa saya makan juga malam ini.
Jackie | Balaclava

BAHAN DAN CARA MEMBUATNYA
  • 7 bawang merah
  • 4 bawang putih
  • 1 sereh, keprek 
  • 500 gram potongan daging sapi
  • 2 bungkus Bamboku Rendang
  • air secukupnya
  1. tumis bawang merah dan bawang putih sampai harum
  2. masukkan sereh dan 2 bungkus Bambuku Rendang. aduk rata 
  3. masukkan potongan daging, aduk rata.
  4. tutup pot dan masak dengan api kecil sampai mengeluarkan air. Sesekali diaduk rata. Tambahkan air sedikit supaya daging terendam bumbu.
  5. masak dengan api kecil sampai daging empuk dan air menyusut. Kalau sampai kering bener namanya RENDANG.

Comments

Popular Posts